Header Ads

Something About Love


Cinta, adalah suatu topik perbincangan yang tak asing lagi di telinga. Di kalangan remaja bisa di istilahkan supelmen tubuh, juga bisa di anggap sebagai kebutuhan pokok. Jadi, saat ini kebutuhan pokok remaja tidak terbatas pada sandang papan dan pangan saja. Tapi, lebih dari itu cinta menjadi salah satunya. Entah kapan pastinya cinta itu di temukan, dan tidak di ketahui pula siapa ilmuan yang mencetuskan teori cinta. Banyak sekali perspektif tentang cinta, perspektif itupun tidak banyak yang sama, karena setiap orang merasa benar dengan argumentnya masing-masing. Mengapa tidak??? Inilah beberapa pendapat tentang cinta di kalangan remaja :
 Cinta adalah kemunafikan
Ini istilah yang timbul dari kamus-kamus orang yang sedang gagal bercinta. Cinta yang di impikan tidak sesuai dengan realita yang ada pada dirinya. Harapannya meleset, ibarat pemain bola yang gagal mencetak goal. Note book cintanya di poles dengan jiwa yang kecewa, karena cinta yang tidak kunjung bersua.
 Cinta adalah permainan
Ini yang parah, kayak penyakit yang krinis abis. Mengapa tidak??? Kalau orang yang menderita penyakit ini seperti ini sulit sekali berubah. Banyak pasangan yang menjadi tumbal si pecinta, mereka kira cinta adalah game yang jadi pengobat iseng
 Cinta adalah kebahagian
Naaah.... ini dia orang yang adem ayem. Ngaggap cinta adalah sumber kebahagiaan karena pasangan orang ini tidak selingkuh. Coba aja selingkuh baru nyaho’ lho...
 Cinta adalah ketulusan
Yee... terang saja tulus wong pasangan orang ini sudah sesuai dengan tipe yang di impikannya pasti ikhlaslah!!! Orang yang seperti ini emang sudah menguasai ilmu ikhlas. Ho...ho...ho...
 Cinta adalah kebencian
Kalau yang ini pasti di miliki oleh orang yang tidak fanatic sama sekali dengan cinta bahkan cenderung kerap sekali punya masalah besar gara-gara cinta. Malah kadang sampe’ berjanji tidak akan pernah men cinta walau dari zaman alif sampe’ zaman ya’.
Sahabatku yang di dalamnya pasti memiliki cinta...
Cinta adalah hal yang abstrack. Hanya mata batin kita sajalah yang mampu memandangnya, karena tidak mungkin kita menatapnya secara kasat mata. Perlu kita sadari tidak selamanya mata dzahir kita jujur, seperti apa yang di kemukakan oleh al-Ghazali dalam perjalanan beliau dalam mencari ilmu. Beliau begitu percaya pada pandangan mata, namun realita yang ada tidak sesuai dengan pandangan beliau, sehingga beliau tidak berpatokan pada pandangan dzahir.
Tentang cinta, tidak apa-apalah kalau kita mengutip sekelumit kalimat dari kahlil gibran “cinta tidak memberi apa-apa kecuali hanya dirinya, cinta tidak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya.”
Cinta bukanlah penimbul suatu masalah pada diri kita, tapi diri kitalah yang membelokkan arahnya, karena cinta untuk sesama berwadahkan jiwa kita, dan jiwa kita bersemayam nafsu sayyi’ah dan nafsu mutmainnah sehingga bagi kita terpengaruh nafsu sayyi’ah yang di kendalikan oleh musuh bebuyutan kita”syetan.”
Qalbu kita di ibaratkan rumah yang berkamar-kamar. Ada kamar yang khusus dan ada kamar yang umum. Qalbu yang paling dalam di ibaratkan kamar yang khusus,yang tidak sembarang orang boleh memasukinya, sehingga pada qalbu yang paling dalam cinta pada allah saja yang ada. Dan qalbu terluar di ibaratkan qalbu yang umum yang mudah/siapa saja memasukinya. Sehingga jiwa kita mudah berubah-ubah khususnya masalah cinta. Jadi, memang sulit bagi kita untuk mencapai mahabbah ilahi daripada mencapai cinta selain cinta ilahi. Karena cinta ilahi alamatnya lebih jauh.

No comments

Komentar anda sangat saya harapkan. Baik kritik ataupun saran yang penting buat kebaikan.
Silahkan tinggalkan komentar anda!

Powered by Blogger.