Pacaran ngga' ya ..?
Mudah sekali melafalkan kata cinta tanpa berpikir panjang. Sebuah rasa suka segera menggerakkan lisan melafalkan kalimat "aku cinta kamu". Tanpa tahu apa itu cinta. Cinta, di banyak waktu dan peristiwa orang selalu berbeda mengartikannya. Tak ada yang salah, tapi tak ada juga yang benar sempurna penafsirannya. Karena cinta selalu berkembang, ia seperti udara yang mengisi ruang kosong. Cinta sejati dua insan yang berbeda jenis adalah cinta yang terjalin setelah akad nikah, yaitu cinta kita pada pasangan hidup kita yang sah. Cinta sebelum menikah adalah cinta semu yang tidak perlu di agung-agungkan.
Perwujudan cinta itu tidak haruz dengan pacaran. Dalih yang sering di gunakan untuk berpacaran adalah untuk belajar menjadi istri atau suami yang baik. Cara untuk belajar menjadi istri terbaik hanyalah melalui suami, cara untuk belajar menjadi suami terbaik hanyalah melalui istri bukan dengan pacaran. Pacaran hanyalah mengajarkan kita menjadi pacar terbaik, bukan istri atau suami terbaik. Selama pacaran, berpegangan tangan atau bahkan kissing mungkin menjadi hal yang biasa. Sebagai ekspresi kasih sayang, katanya. Atau bahkan hal-hal yang lebih berbahaya.
Kalau itu semua sudah dirasakan, takkan ada yang istimewa dan menjadi kenangan selama hidup di malam pertama setelah pernikahan. Kalau sudah menikah dan pernah pacaran, ketika dibandingkan pacaran dan pernikahan pastilah pacaran itu lebih lebih indah, karena pacaran memang mencari yang indah-indah. Atau mungkin membandingkan istri atau suami dengan pacar, pastilah pacar yang lebih sempurna, karena pada saat pacaran hanya yang baik-baik saja yang ditampakan.
Cinta itu suci, sayang syetan telah mencemarkan nama baik cinta pada kebanyakan kita. Cara untuk melawan syetan itu ya dengan diri kita sendiri, kita harus pandai menjaga diri, jaga pandangan, jaga pergaulan dlL. Perasaan cinta pada lawan jenis adalah fitrah. Tapi fitrah bukan berarti harus di turuti sehingga tak terkontrol. Kita harus tetap menjaga fitrah agar tetap murni dan tak terkotori dengan nafsu sesaat.
Sebenarnya ada pacaran yang tidak dilarang oleh syara'. Bahkan pacaran model ini bernilai ibadah. Benarkah ..? Apaan sich ..? Ya pacaran setelah menikah. Kalau sebelum menikah memandang atau menyentuh sedikitpun tidak dihalalkan, maka dengan pacaran ala generasi mulia ini mau saling melotot atau banting sedikit atau apapun sesuai kesepakatan semuanya boleh. Pada saat seperti inilah akan terjalin cinta yang sejati dan cinta yang suci yang mengantarkan pada ketinggian surgawi. Wah, indahnya yach ..?
Jadi, pacaran ngga' yach ..? Ngga' sekarang dech .. Nanti aja setelah menikah. Kalau sudah kebelet banget pengen ngerasain nikmatnya pacaran, ya cepatlah menikah. Okay ..!!!
Cukup disini dulu yach. Semoga bermanfaat Bagaimana tanggapan anda ..? Silahkan tinggalkan komentar anda.
Post a Comment